Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

Mutasi (Biologi - XII SMA)

MUTASI

Mutasi adalah perubahan yang terjadi pada makhluk hidup yang menyimpang dari pola induknya.

A.  Berdasarkan tempat terjadinya dalam jaringan tubuh

  1. Mutasi somatik: Mutasi yang terjadi pada sel-sel tubuh dan akan diwariskan pada sel-sel tubuh saja.
  2. Mutasi germinal: Mutasi yang terjadi pada sel kelamin dan dapat diwariskan pada keturunannya.
B. Berdasarkan tingkat terjadinya
Berdasarkan tingkat terjadinya dienal dua jenis mutasi, yaitu:
  1. Mutasi gen/mutasi kecil
  2. Mutasi kromosom

1. Mutasi gen / mutasi kecil
Terjadi perubahan pada susunan molekul DNA, akibatnya mengubah protein, enzim, atau hormon yang dibentuk sehingga menghasilkan karakter/fenotip yang berbeda.

 a. Mutasi substitusi (pergantian basa nitrogen)
  • Transisi: Jika purin diganti dengan purin lain atau pirimidin diganti dengan pirimidin lain.
  • Transversi: Jika purin diganti dengan pirimidin atau sebaliknya.
b. Mutasi pergeseran rangkap
  • Delesi: Jika berkurang satu atau lebih basa nitrogen.
  • Insersi: Jika terjadi penyisipan basa nitrogen.
  • Transfosom: Jika potongan DNA loncat ke tengah-tengah gen sehingga mengacaukan fungsi beberapa gen. 
2. Mutasi kromosom
Yaitu perubahan struktur atau jumlah kromosom.

a. Perubahan struktur kromosom
  • Delesi/defesiasi: Hilangnya satu atau lebih gen.
  • Duplikasi: Penambahan gen pada kromosom.
  • Inversi: Perubahan posisi gen dalam kromosom.
  • Inversi parasentris: Perpindahan gen masih di satu lengan yang sama.
  • Inversi perisentris: Perpindahan gen dari satu lengan ke lengan yang lain.
  • Translokasi: Perpindahan gen dari satu kromosom ke kromosom lain.
b. Perubahan ploid
1. Euploid
Dari hasil penelitian ternyata tanaman atau hewan yang di-poliploid-kan sangat menguntungkan bagi kita sebagai konsumen, maka dibuatlah dengan berbagai cara:
  • Menggunaan suhu tinggi (pada jagung).
  • Dengan sentrifugal (pada kecambah).
  • Dengan sinar-X atau radium (pada padi, lengkuas, kuning, dll.).
  • Dengan zat kimia  (kolkisin, digitonin, etil merkuri, sulfanil anide, dll.)
2. Aneuploid
Aneuploid bisa disebabkan oleh non-disjunction (gagal berpisah), bisa juga karena anafase ion (tidak melekatnya kromatid pada benang spindel).
  • Monosomik (2n-1), contoh: Sindrom Turner.
  • Nulisomik (2n-2), yaitu tidak berkromosom kelamin.
  • Trisomik (2n+1), contoh: Sindrom Klinifelter.
  • Tetrasomik (2n+2).
Aneuploid pada manusia
  • Sindrom Turner (2n-1) / 22AA + X atau 44A + X
  • Sindrom Klinifelter (2n+1) / 22AA + XXY atau 44A + XXY
  • Sindrom Jacob 22AA + XXY atau 22AA + XXYY. Mempunyai ciri-ciri badan tinggi, berkelamin laki-laki, IQ di bawah normal (80--95), anti-sosial, agresif, dari kecil menampakkan tampak kriminal.
  • Sindrom Patau (2n+1) / 45A + XX atau 45A + XY. Mempunyai ciri-ciri kelebihan pada kromosom no. 13/no. 14/no. 15, berkelamin laki-laki/perempuan, kepala kecil, mata kecil, sumbing celah-celah langit, tuli, dan pertumbuhan terbelakang.
  • Sindrom Down (penambahan satu autosom di kromosom nomor 21). Mempunyai ciri-ciri berkelamin laki-laki/perempuan, tinggi sekitar 120 cm, steril, kepala pendek, lebar, lindah besar, jari pendek, memiliki lipatan sehingga seperti mongolisme, dan otak kecil.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar